Konon, tugas pertama dari dua belas tugas yang diberikan oleh Dewi
Hera pada Herkules adalah membunuh singa raksasa Nemea yang sangat
terkenal akan kebuasannya. Begitu perkasanya Singa Nemea itu, hingga
panah Hercules pun mental, tak menggoresnya sedikit pun. Pedangnya
terbelah menjadi dua dan senjata kayunya hancur berkeping-keping.
Konon, Singa Nemea memiliki kulit yang tak dapat ditembus oleh besi,
perunggu, dan kayu. Karena tak ada satu senjata pun yang dapat membantu
Herkules membunuh singa buas tersebut, maka Herkules pun hanya dapat
mengandalkan kedua tangannya. Mereka bergulat dengan sengit sampai
akhirnya Hercules mencekik Singa Nemea itu sampai mati.
Herkules berhasil memenangkan pertarungan sengit itu dan
menyelesaikan tugasnya. Kemudian, ia menguliti singa yang telah tak
bernyawa itu dengan cakar sang singa sendiri, lalu mengenakan kulit
sakti itu pada tubuhnya sebagai jubah sehingga ia terjaga dari bahaya.
Hera sangat marah mendengar kemenangan Herkules. Ia mengirim jiwa Singa
Nemea itu jauh ke atas langit untuk mengenang pertarungan hebat itu dan
hingga saat ini dapat dilihat sebagai Rasi Leo yang indah, tidak lagi
mematikan.
Begitulah Rasi Leo seperti dikisahkan dalam mitologi Yunani.
Agaknya, sejak zaman dahulu, jauh sebelum mitologi Yunani itu
berkembang, singa telah menjadi lambang kekuatan dan kekuasaan bagi
banyak peradaban manusia. Orang-orang Mesir kuno menyembah Dewa Singa,
dewa yang sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka sehari-hari. Mereka
percaya bahwa dunia diciptakan ketika matahari terbit di Rasi Leo,
dekat Bintang Denebola.
Orang-orang Sumeria sejak dahulu juga telah melihat bentuk singa
pada rasi ini. Orang-orang Persia menyebut rasi ini sebagai Ser.
Orang-orang Turki menamainya Artan. Orang-orang Syria menyebutnya Aryo.
Orang-orang Yahudi menyebut rasi ini Arye dan orang-orang Babylonia
menyebutnya Aru. Beragam sebutan tetapi maknanya tetap satu, yaitu
singa.
Astronomis

Rasi Leo adalah salah satu dari sekian banyak rasi bintang yang
terlihat hampir sesuai dengan namanya, yaitu singa. Oleh karena itu,
Rasi Leo ini termasuk rasi yang mudah dikenali. Terletak pada
asensiorekta 11h dan deklinasi 150, Rasi Leo berbatasan dengan Rasi
Ursa Mayor, Leo Minor, Cancer, Hydra, Sextans, Crater, Virgo, dan Coma
Berenices. Rasi Leo tampak jelas dilihat pada bulan April di langit
belahan bumi utara.
Untuk menemukan Rasi Leo di langit, akan lebih mudah menemukan
bentuk tanda tanya terbalik pada rasi itu terlebih dahulu. Rasi Ursa
Mayor yang terdapat di sebelah utara Rasi Leo dapat juga dijadikan
acuan untuk menemukan Rasi Leo. Seperti yang kita ketahui, pada Rasi
Ursa Major terdapat bentuk gayung di dalamnya atau biasa disebut
bintang tujuh. Ikuti saja bentuk gayung tersebut mulai dari pegangannya
ke bagian bawah gayung. Kita akan sampai ke satu bintang terang,
Regulus. Bintang ini kemudian akan menuntun kita ke bentuk tanda tanya
terbalik yang ada di sebelah atasnya, yang selanjutnya akan menuntun
kita melihat keseluruhan bentuk singa pada Rasi Leo.
Regulus, bintang terang yang telah disebutkan tadi tak lain adalah
bintang yang paling terang ( ? Leo) di Rasi Leo. Memiliki magnitudo
(skala kecerlangan bintang) 1.4, diameter dan massanya tiga kali lebih
besar dari matahari. Temperatur permukaannya sekitar 12.500 K,
bandingkan dengan matahari kita yang “hanya” 6.000 K. Tidak heran jika
Regulus, yang jaraknya sekitar 78 tahun cahaya dari bumi ini, dapat
bersinar 160 kali lebih terang daripada matahari kita.
Nama Regulus, yang artinya bintang kecil, diberikan tak lain oleh
astronom terkenal Polandia, Nicholaus Copernicus. Dalam peradaban
Sumeria kuno, Regulus berarti bintangnya Raja. Regulus termasuk salah
satu bintang yang mudah kita kenali di langit malam.
Jika diamati dengan cermat melalui teleskop, Regulus sebenarnya
bukan bintang tunggal. Ia merupakan bintang majemuk yang terdiri dari
tiga bintang. Dalam astronomi, bintang majemuk (multiple stars)
adalah suatu sistem yang dibentuk oleh lebih dari satu komponen bintang
yang terikat satu sama lain akibat gaya tarik gravitasi antar
bintang-bintang itu dan semua mengorbit mengitari titik pusat massanya.
Contohnya adalah bintang ganda yang dibentuk oleh dua komponen bintang.
Bintang Denebola adalah bintang kedua paling terang ( ? Leo) pada
Rasi Leo. Nama Denebola berasal dari Bahasa Arab “Al-Dhanab-Al-Asad”,
artinya ekor singa, yang memang sesuai dengan letaknya.
Selain Regulus dan Denebola, bintang-bintang yang lebih redup pada
Rasi Leo pun telah mempunyai nama. Sesuai dengan urutan kecerlangannya,
mereka adalah Algieba (?1Leo), Zosma ( ? Leo), Ras Elased Australis ( ?
Leo), Adhafera ( ? Leo), ? Leonis, Chort ( ? Leo), Al Minliar Al Asad (
? Leo), Alterf ( ? Leo), Ras Elased Borealis ( ? Leo), dan Subra ( ?
Leo). Regulus, ? Leonis, dan Algieba, bersama dengan bintang lain yang
lebih redup yaitu Adhafera ( ? Leo), Ras Elased Borealis ( ? Leo), dan
Ras Elased Australis ( ? Leo), membentuk tanda tanya terbalik, menandai
kepala singa dan rambutnya.
Selain bintang-bintang yang telah disebutkan di atas, dapat juga
kita amati galaksi-galaksi yang amat jauh pada rasi Leo ini. Yang
terkenal di antaranya adalah galaksi-galaksi spiral M65, M66, M95, M96,
dan galaksi elips, M105. Tentu saja, untuk dapat melihat
galaksi-galaksi ini, kita harus melihatnya melalui teleskop, mulai dari
teleskop sedang, karena terlalu lemah untuk dilihat melalui binokular.
Bintang Wolf 359, bintang yang termasuk dekat dengan tata surya kita
(7.7 tahun cahaya) juga dapat dilihat di rasi ini.
Pada suatu saat di bulan November, kita akan menyaksikan banyak
sekali meteor – yang dikenal juga dengan sebutan bintang jatuh – di
langit dan jauh lebih terang dari meteor biasa datang dari arah Rasi
Leo. Inilah yang disebut Leonid Meteor Shower. Dinamakan
demikian karena meteor-meteor tersebut seolah-olah berasal atau
dipancarkan dari suatu titik pada Rasi Leo. Ini sebetulnya hanya
perspektif kita yang memandang dari bumi, seperti halnya jalan yang
tampak menyatu di kejauhan.
Pada mulanya, orang-orang zaman dahulu sangat terkejut akan
peristiwa hujan meteor ini. Mereka sangat takut karena mereka pikir
kiamat telah datang. Tetapi tidak begitu dengan para ilmuwan astronomi
zaman dahulu. Mereka tertarik dan amat penasaran dengan peristiwa hujan
meteor. Leonid meteor shower ini adalah hujan meteor yang pertama kali
menarik orang-orang untuk mempelajarinya.
Kebanyakan hujan meteor diproduksi oleh komet. Dalam hal Leonid
meteor shower, komet asalnya yang dinamakan Tempel-Tuttle tampak di
langit sekitar 33 tahun sekali. Leonid meteor shower biasanya terjadi
pada 14-21 November. Rentang waktu Leonid meteor shower berlangsung
lebih cepat daripada hujan meteor lainnya.
di sunting dari http://langitselatan.com/2008/04/10/leo-sang-singa-raja-langit/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar